Privet!

selamat datang...

selamat menyantap hidangan kami.

Minggu, 26 Agustus 2012

Mahasiswa Rawangelamun

kedukaanku bukan sekadar soal keilmuan tetapi sikap dan kekeliruan akan penanggung masa depan. ya mungkin sudah saatnya kita membuka mata, menyadari berbagai gejala yang ada, generasi pemikir kita semakin tumpul dikalahkan oleh kenikmatan sebatang rokok atau minuman alkohol. mahasiswa dekade enampuluhan sampai delapan puluhan adalah suatu kekuatan strategis, baik sosial dan politik, keberadaannya diperhitungkan sebagai bagian dari dinamika kancah stabilitas politik kaal itu. namun semakin kita bergerak ke arah sekarang peran mahasiswa tergerus hangus oleh cita-cita sempit yaitu LULUS! terlebih dari cita-cita sempit itu kita selaku mahasiswa dibutakan oleh iklim yang kondusif yang dalam artian tidak memaksa kita untuk bergerak dan berpikir tetapi malah santai dan tak acuh.

teruntuk kawan-kawan seperjuanganku, teman kita yang sejati bukanlah minuman beralkohol, udara malam yang kau lewati dengan ganja dan obat-obatan, teman kita adalah buku, adalah rakyat, adalah cita-cita bangsa bukan kekerdilan atas dasar regenerasi organisasi kampus yang sudah di kuasai partai politik. kita adalah pengadil bagi masyarakat yang hak-haknya dikebiri penguasa bukan justru pesakitan yang kedinginan di balik jeruji penjara cuma karena ketololan mengkonsumsi barang haram. mari bergerak serentak tinggalkan iklim pembuai dari degradasi moral sekarang ini, rintis keilmuan dan kabarkan kepada setiap elemen masyarakat.

teruntuk kawan-kawanku, mari kita kurangi mencemplungkan diri ke dalam politik praktis yang bisa membelenggu kemerdekaan berpikir kita, mari kita nikmati kemerdekaan kita yang sesaat ini untuk terus berpikir dan mengkaji kecenderungan sosial dilingkungan kita. bagi kawan-kawan di rawamangun bergeraklah bukan mematung dengan setumpuk kartu, mari kita manjakan waktu dengan diskusi yang erat dan lekat, buat sebuah resolusi besar, hidupkan pengkajian keilmuan. itulah bentuk tanggung jawab kita selaku mahasiswa, tanggung jawab yang selalu kita wariskan bagi pemegang tampuk masa depan, pun saya dan kawan-kawan seperjuangan kita.

mahasiswa kini lebih suka tidur di kamar kost menghabisi waktu dengan hal yang kontra produktif -social media,game-, pikirankanlah perihal investasi orang tua kita terhadapa masa depan kita, atau lebih luas lagi tentang masa depan bangsa? mari gunakan logika kita dalam meraba persoalan bukan justru berjudi dengan masa depan kita ataupun bangsa kita. mahasiswa harusnya sudah bisa berpikir kritis dan merdeka, tapi terlepas dari itu semua adalah merupakan sebua pilihan jika mahasiswa memilih jalannya masing-masing cuma sebagai penjaga kampus di sekretariat organisasi tanpa menghasilkan apa-apa.

saya jadi teringat perkataan teman saya tentang seorang yang terpandang dikalangan mahasiswa, "lo mau tua lo kayak gitu? gak punya apa-apa cuma banyak temen doang?" yah, itulah mahasiswa masing-masing punya tujuan, tapi himbauan agar kita sadar adalah seruan kepada kita semua untuk menjadi pengadil bagi rakyat, tempat tumpuan harapan dan perjuangan bukan menjadi sampah peradaban yang tercecer di instansi pendidikan bernama kampus. oh rawamangun tercinta menggeliatlah, kobarkan bara dan semangat yang membakar. hiduplah atas nama kemanusiaan!

kepada kawan-kawan seperjuangan.
kepada mereka yang terlelap.
kepada mereka yang salah jalan..


foto: dokumen multa2001.multiply.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar