akhir-akhir ini
ramai sekali perbincangan tentang paham Marxis sebagai tawaran solusi
atas kebuntuan budaya yang ada, di kampus UNJ saya rasa belum ada satu
orang pun yang saya yakini fasih mendikte tentang teori ini tetapi
beberapa mereka sudah mentasbihkan diri sebagai orang-orang berhaluan
[hara]kiri. pergerakan mereka tersesat pada buku-buku yang belum genap
mereka tuntas baca, hanya sesekali mengutil bagian yang mereka sukai dan
dihafal berulang kali sebagai bahan debat atau diskusi, terlebih
pemahaman yang kurang sesuai dengan keIndonesiaan alias mencangkok ilmu
yang salah kaprah. saya saja ketika membaca sepak terjang Musso dan Tan
Malaka diberbagai literasi di situs web tempo online begitu merasakan
sulitnya menyatukan gagasan Marxisme dengan keIndonesiaan sehingga
terjadi yang namanya gagap budaya dan haluan yang mengambang dari kedua
tokoh tersebut.
mahasiswa haluan [hara]kiri? apakah betul ada? atau cuma brand yang dijual sebagai bagian dari ajang cari popularitas segelintir mahasiswa? atau memang benar-benar ada? tapi saya yakin kalau pun mereka benar mengimani paham kiri pun saya rasa faham mereka akan segera di coup oleh beberapa kepentingan berseberangan -terlebih sekarang partai politik sudah menjamahi tubuh-tubuh perawan kampus-, tetapi pada kenyataannya faham itu akan sulit hidup di lingkungan kampus saya. ada polisi rambu-rambu yang sepertinya sudah diberi ekses luas untuk mengatur segala perihal kehidupan beroganisasi kampus, dari tingkat satuan kuasa terkecil hingga tingkat satuan terbesar. lalu apakah ada yang namanya mahasiswa [hara]kiri? seorang teman saya begitu mengidolakan Marx bahkan dalam setiap perbincangannya ia tak lepas menyebutkan berbagai perkataan Marx yang ia anggap suci itu, tapi untuk apa menjadi kiri? apakah hanya stigma orde baru yang mereka coba hidupkan kembali -kanan dan kiri-? atau kita menyongsong paham baru yang lebih pro kemanusiaan?
saya tantang kalian wahai mahasiwa [hara]kiri, mari kita duduk bersama dan mengkaji dengan cermat apa yang diperlukan bangsa ini dari hanya sekadar mahasiwa yang suka mengaku-ngaku atau mari jika benar tujuan kalian demi perjuangan saya ajak kalian untuk membuat revolusi di bidang budaya,sosial, dan politik. kita hidupkan semangat kreatifitas, bangun kembali kampus sebagai sentral pergerakan budaya bukan sekadar bangunan yang nyaman untuk tempat nongkrong atau kalian hanya mahasiswa yang mengaku-ngaku saja? lihat dimana paham itu menjadi subur makmur di timur eropa, dan lihat dimana kita berada di timur dunia tempat matahari terbit lebih dahulu dari pada dunia Barat.
kalau memang iya, saya rasa kampus saya lah yang paling kaya yang dihuni oleh berbagai mahasiswa yang bercorak akademis, tapi kalau memang tidak berarti kalian hanya mahasiswa nakal yang mengaku berakal, yang kerjanya teler dekat tugu kebanggaan itu. kepada kalian yang menganggap ke-kiiri-an adalah solusi, kepada kalian yang menganggap pemerintahan sekarang terlalu tamak menghisap keringat petani di desa, bagi kalian yang hanya mengaku mahasiswa kiri. ujung perjuangan adalah satu dimana ketika tujuan dan cita-cita kalian menemui jalan terang. dan jalan terang itu adalah ketika manusia terlepas dari belenggu teror penyiksaan baik secara fisik maupun psikis.
15/11/2010
foto: dokumen arie-widodo.blogspot.com
mahasiswa haluan [hara]kiri? apakah betul ada? atau cuma brand yang dijual sebagai bagian dari ajang cari popularitas segelintir mahasiswa? atau memang benar-benar ada? tapi saya yakin kalau pun mereka benar mengimani paham kiri pun saya rasa faham mereka akan segera di coup oleh beberapa kepentingan berseberangan -terlebih sekarang partai politik sudah menjamahi tubuh-tubuh perawan kampus-, tetapi pada kenyataannya faham itu akan sulit hidup di lingkungan kampus saya. ada polisi rambu-rambu yang sepertinya sudah diberi ekses luas untuk mengatur segala perihal kehidupan beroganisasi kampus, dari tingkat satuan kuasa terkecil hingga tingkat satuan terbesar. lalu apakah ada yang namanya mahasiswa [hara]kiri? seorang teman saya begitu mengidolakan Marx bahkan dalam setiap perbincangannya ia tak lepas menyebutkan berbagai perkataan Marx yang ia anggap suci itu, tapi untuk apa menjadi kiri? apakah hanya stigma orde baru yang mereka coba hidupkan kembali -kanan dan kiri-? atau kita menyongsong paham baru yang lebih pro kemanusiaan?
saya tantang kalian wahai mahasiwa [hara]kiri, mari kita duduk bersama dan mengkaji dengan cermat apa yang diperlukan bangsa ini dari hanya sekadar mahasiwa yang suka mengaku-ngaku atau mari jika benar tujuan kalian demi perjuangan saya ajak kalian untuk membuat revolusi di bidang budaya,sosial, dan politik. kita hidupkan semangat kreatifitas, bangun kembali kampus sebagai sentral pergerakan budaya bukan sekadar bangunan yang nyaman untuk tempat nongkrong atau kalian hanya mahasiswa yang mengaku-ngaku saja? lihat dimana paham itu menjadi subur makmur di timur eropa, dan lihat dimana kita berada di timur dunia tempat matahari terbit lebih dahulu dari pada dunia Barat.
kalau memang iya, saya rasa kampus saya lah yang paling kaya yang dihuni oleh berbagai mahasiswa yang bercorak akademis, tapi kalau memang tidak berarti kalian hanya mahasiswa nakal yang mengaku berakal, yang kerjanya teler dekat tugu kebanggaan itu. kepada kalian yang menganggap ke-kiiri-an adalah solusi, kepada kalian yang menganggap pemerintahan sekarang terlalu tamak menghisap keringat petani di desa, bagi kalian yang hanya mengaku mahasiswa kiri. ujung perjuangan adalah satu dimana ketika tujuan dan cita-cita kalian menemui jalan terang. dan jalan terang itu adalah ketika manusia terlepas dari belenggu teror penyiksaan baik secara fisik maupun psikis.
15/11/2010
foto: dokumen arie-widodo.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar